“Saya sangat kecewa dengan pihak Pondok Pesantren Ar-Ridho. Sejak awal, saya hanya bisa berkomunikasi sekali melalui telepon, itu pun saat anak saya baru akan masuk pondok. Kondisi saya jauh, dan selama hampir dua tahun anak saya di pondok, komunikasi sangat sulit. Pesan yang saya kirimkan baru dibalas setelah berjam-jam, bahkan ada banyak alasan saat saya coba menghubungi ustadz melalui telepon. Namun, saya tetap berusaha membayar biaya, meskipun informasi yang saya terima sangat terbatas. Beberapa bulan lalu, anak saya dipulangkan karena belum membayar biaya, dan saya tidak bisa menghubungi pihak pondok,” tutur IS.
Atas insiden ini, IS berencana melaporkan kejadian tersebut kepada Kementerian Agama dan pihak berwenang lainnya terkait pengusiran anak santri oleh pihak yayasan.
“Sebagai warga negara Indonesia, saya akan melaporkan kejadian ini kepada pihak yang berwenang agar tidak ada pihak lain yang merasakan hal yang sama. Saya merasa sangat sakit hati mengetahui anak saya dipulangkan secara paksa hanya karena masalah pembayaran biaya makan. Ini juga menjadi pertanyaan tentang program pendidikan gratis dari pemerintah, karena pada kenyataannya, pendidikan juga membutuhkan biaya. Saya juga perlu mengetahui dari mana sumber pendapatan yayasan, dan apakah ada keadilan sosial bagi seluruh rakyat,” tegas IS.
IS juga mengkritik keras sikap yayasan, terutama pimpinan pondok pesantren yang tidak memberikan solusi yang tepat ketika dia meminta klarifikasi. Bahkan, pihak yayasan menuding dirinya diduga dibantu oleh oknum wartawan.
“Seharusnya para pemimpin atau ustadz di pondok memberikan informasi yang jelas kepada wali murid mengenai pembayaran setiap bulan agar tidak terjadi hambatan. Jika ada keterlambatan pembayaran, semuanya bisa dibicarakan dengan baik-baik, bukan malah mendiskriminasi anak dan memulangkan mereka. Hal ini berdampak pada psikologis anak dalam belajar. Saya sendiri bekerja lebih sibuk dari ustadz, namun saya tetap membayar biaya, meskipun saya butuh informasi lebih jelas, baik melalui telepon atau pesan. Tidak seharusnya anak dipulangkan tanpa pemberitahuan. Saya sangat menyesalkan sikap pondok pesantren Ar-Ridho,” pungkas IS.
Alamat Pondok Pesantren Ar-Ridho: Jalan Raya Kramat Waringin Kurung, Km 3 Blok Bendung Jaya, Kp. Dukuhdalem, Desa Sukadalem, Kecamatan Waringin Kurung, Kabupaten Serang, Banten.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak yayasan dan oknum yang terlibat belum dapat dikonfirmasi untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut. (Ibnu)
Publisher : YH