Zunaidi Nawawi: Menggali Makna Kolaborasi dalam Melestarikan Budaya

Foto: Zunaidi Nawawi dan Penampilan Silat Kutemare Putra Kayong dan Tetas Kutemare Kec: Benua Kayong

Ketapang, Kalbar | kibaunews.com – Dalam perjalanan hidup yang berfokus pada pelestarian budaya lokal, Zunaidi Nawawi, S.Pd.I, seorang penggiat budaya Melayu yang telah lama dikenal di Ketapang dan Kayong Utara, terus berjuang untuk menghidupkan kembali dan memperkenalkan budaya Melayu kepada masyarakat. Zunaidi yang juga akrab dipanggil Tuan Guru Zunai, tak hanya aktif dalam kegiatan kebudayaan, tetapi juga sering terlibat dalam berbagai acara penting seperti pernikahan, baik sebagai pembawa acara (MC), wakil tuan rumah, ataupun perwakilan mempelai pria.

Silat Kutemare Perguruan Putra Kayong

Sebagai seorang yang gemar berpantun, setiap kali tampil, Zunaidi selalu membawakan pantun-pantun yang indah, menyelipkan makna mendalam dalam setiap kata, layaknya seorang pujangga Melayu. “Pantun merupakan warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan. Saya berusaha untuk memperkenalkan kembali seni berpantun, terutama kepada generasi muda, setiap kali ada kesempatan,” jelas Zunaidi, yang ditemui di sebuah acara pernikahan warga di Desa Padang, Kecamatan Benua Kayong, pada 8 Februari 2025.

Zunaidi menegaskan betapa pentingnya kolaborasi antara berbagai organisasi budaya serta peran pemerintah dalam menjaga keberagaman budaya yang ada di Indonesia, khususnya budaya Melayu yang menjadi identitas bagi sebahagian besar masyarakat Ketapang dan Kayong Utara. Ia menyadari bahwa budaya lokal saat ini semakin terpinggirkan oleh pesatnya perkembangan zaman dan membutuhkan perhatian lebih agar tetap terjaga.

“Sejak kecil, saya sudah terlibat aktif dalam pelestarian budaya Melayu. Belajar silat, berpantun, dan bersyair sejak sekolah dasar, membuat saya menyadari bahwa budaya adalah akar yang menguatkan jati diri kita sebagai bangsa,” kenang Zunaidi dengan penuh semangat.

Zunaidi juga menyampaikan bahwa peran pemerintah sangat krusial dalam melestarikan budaya lokal. Ia berharap agar pemerintah lebih mendukung dan menyediakan fasilitas yang memadai untuk kegiatan kebudayaan. “Pemerintah harus lebih aktif dalam mendukung kegiatan budaya, dengan menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung agar semua kegiatan budaya dapat berjalan dengan lebih sistematis dan terarah,” tambahnya.

Silat Kutemare dari Kecamatan Benua Kayong Ketapang

Selain itu, Zunaidi yang juga menjabat sebagai Ketua PLK (Perkumpulan Lawang Kekayun)Kabupaten Ketapang ini juga menyoroti pentingnya kerjasama yang lebih kuat antar organisasi budaya. Meskipun banyak organisasi budaya di daerah ini memiliki potensi luar biasa dalam menjaga warisan budaya, sering kali mereka terhambat oleh kurangnya sinergi. “Kolaborasi antar organisasi budaya sangat penting. Tidak mungkin satu pihak saja yang bisa menjaga dan melestarikan budaya. Semua pihak harus bersatu agar budaya kita tetap hidup dan berkembang,” ujarnya

Ia juga menekankan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) harus lebih proaktif dalam menghubungkan dan menyatukan berbagai organisasi budaya yang ada. “Disbudpar harus menjadi jembatan penghubung antar organisasi budaya. Mereka harus bisa merangkul semua, tanpa memilih-milih, karena budaya kita terlalu kaya dan beragam untuk diabaikan,” tegas Zunaidi.

Dengan adanya dukungan kuat dari pemerintah dan kolaborasi yang solid antar organisasi budaya, Zunaidi berharap pelestarian budaya lokal di Ketapang, Kayong Utara, dan Indonesia pada umumnya, dapat terus berkembang dan relevan meski di tengah kemajuan zaman. “Budaya adalah jati diri kita sebagai bangsa. Kalau kita tidak melestarikannya, siapa lagi yang akan menjaga dan meneruskannya?” tutupnya penuh harap.

Pewarta : YH
Sumber : ZN

IPSI Ketapang   Iklan BPW Ketapang  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *