Ketapang, Kalbar | Kibaunews.com – Padam listrik menyeluruh atau blackout kembali terjadi di wilayah Ketapang dan Kayong Utara pada Selasa, 24 Desember 2024, sekitar pukul 00.50 WIB, dan baru normal kembali menjelang subuh. Insiden ini mengulang kejadian serupa yang terjadi sehari sebelumnya, Senin, 23 Desember 2024, yang sempat mengganggu aktivitas masyarakat.
Sebelumnya, pada Senin malam, PLN Unit Distribusi Kalimantan Barat sempat mengeluarkan pernyataan melalui media sosial yang menjamin bahwa pemadaman serupa tidak akan terulang. Namun, janji tersebut terbukti tidak ditepati, dan masyarakat Ketapang serta Kayong Utara kembali merasakan kegelapan yang mengganggu persiapan mereka menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru. Di saat yang krusial ini, pasokan listrik yang handal sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang melakukan berbagai persiapan untuk merayakan hari besar.
Kondisi ini semakin diperburuk dengan tindakan PLN yang menghapus postingan pemberitahuan dan permohonan maaf di Instagram terkait pemadaman pada hari sebelumnya. Penghapusan tersebut memicu kecurigaan publik dan menimbulkan dugaan bahwa PLN kurang transparan dan konsisten dalam memberikan informasi terkait pemadaman listrik. Sikap ini memperburuk citra PLN di mata masyarakat, yang semakin mempertanyakan komitmennya dalam menjaga kestabilan pasokan listrik.
Blackout ini menjadi bagian dari deretan panjang pemadaman listrik yang sering terjadi di wilayah Ketapang dan Kayong Utara. Masyarakat berharap PLN segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki infrastruktur dan memastikan pasokan listrik yang stabil, terutama pada momen-momen penting seperti perayaan Natal dan Tahun Baru, yang sangat bergantung pada kelancaran pasokan listrik.
Blackout Ketapang dan Kayong Utara,PLN UID Kalbar Sampaikan Permohonan Maaf
Ketua LMTM Ketapang: Tindakan PLN Merugikan Konsumen, Apalagi Saat menjelang Perayaan Natal
Ketua Lembaga Majelis Taklim Muallaf (LMTM) Kabupaten Ketapang, Ali Muhamad, menyampaikan keprihatinannya atas tindakan PLN yang dianggap merugikan konsumen, terutama bagi umat Kristiani yang tengah mempersiapkan perayaan Natal. Ali menilai pemadaman listrik ini sangat mengganggu, mengingat penerangan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam merayakan hari raya.
“Menurut hemat kami, pemadaman ini sangat meresahkan masyarakat, apalagi bagi umat Kristiani yang sedang mempersiapkan perayaan Natal. Pemadaman ini juga sangat merugikan seluruh konsumen pelanggan PLN yang sangat membutuhkan penerangan,” ujar Ali.
Lebih lanjut, Ali mengkritik manajemen PLN Ketapang yang dinilai tidak profesional karena pemadaman yang terjadi secara sepihak dan tanpa pemberitahuan yang memadai.
“Pemadaman ini sangat tidak bijak dan menunjukkan bahwa manajemen PLN tidak profesional. Sudah menjadi kebiasaan setiap kali menjelang perayaan, baik itu Natal, Idul Fitri, atau hari raya lainnya, selalu ada pemadaman. Yang paling menyakitkan adalah saat umat Muslim menjalankan puasa, listrik tiba-tiba padam menjelang berbuka,” tutur Ali.
Ali berharap PLN segera memperbaiki kinerjanya dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. “Harapan kami, tolonglah kinerja PLN diperbaiki. Berikanlah pelayanan terbaik bagi masyarakat, apalagi di zaman sekarang hampir semua kebutuhan bergantung pada pasokan listrik,” tutup Ali.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak media masih berupaya meminta klarifikasi dari PLN UP3 Ketapang atau PLN Unit Distribusi Kalimantan Barat.
Publisher : YH