Kisah “Adi Supriadi” Aktivis Dan Jurnalis Asal Kalimantan Barat

Jakarta| kibaunews.com
Akun Instagram @coachaddie.official milik Adi Supriadi, seorang Penggiat Media Sosial, Aktivis, dan Jurnalis, tiba-tiba menghilang setelah dia mengkritik kemungkinan tidak tercapainya Janji Gibran dalam Debat Pilpres tentang menciptakan 19 juta lapangan kerja. Adi Supriadi menyebut bahwa janji serupa dari Jokowi selama dua periode presiden tidak terpenuhi.

Gibran, yang terpilih sebagai Calon Wakil Presiden, berjanji untuk menciptakan lapangan kerja jika terjadi Hilirisasi Industri, sementara angka pengangguran di Indonesia naik selama pemerintahan Jokowi, bahkan mencatatkan rekor sebagai yang tertinggi di ASEAN.

Kritik Adi Supriadi terhadap hal ini dihapus oleh Instagram dengan alasan “Konten Menyerang Komunitas,” yang menurutnya bisa berarti mengkritik anak presiden atau cawapres terpilih. “Ini bukan pengalaman pertama saya dalam menghadapi pembungkaman,” kata Adi Supriadi, yang sebelumnya telah kehilangan dua akun Facebooknya di tahun 2012 dan 2019 karena konten-konten yang dianggap sensitif.

Adi Supriadi juga melaporkan bahwa akun WhatsApp-nya dinonaktifkan pada Januari 2024 setelah memviralkan film “DIRTY VOTE,” yang baru dapat digunakan kembali setelah enam bulan kampanye berakhir.

“Tidak mungkin untuk mengaktifkan kembali akun Instagram @coachaddie.official saya,” ungkap Adi Supriadi, yang memiliki 158 ribu pengikut. “Pembungkaman ini terjadi ketika kritik tidak dapat dipidanakan, maka media di mana kita bersuara akan dihilangkan.”

Pria asal ketapang kalbar ini juga menyoroti bahwa orang lain seperti Anifah Suryani dan OM Bule, yang konten kritiknya viral, juga menghadapi nasib serupa. “Kritik yang viral cenderung dibungkam karena dapat mempengaruhi opini publik dan mengungkap kebenaran yang tertutup,” kata pendiri Gerakan BANGGA SUKA DESA.

Sebelum dinonaktifkannya akun Instagram @coachaddie.official, Adi Supriadi telah menerima banyak caci maki, sumpah serapah, dan bahkan ancaman dari pendukung capres.

“Proses pembungkaman sering kali dimulai oleh buzzer,” jelas Adi Supriadi, mengingat insiden tahun 2016 dan 2017 di mana dia dilaporkan ke manajemen tempat kerjanya dan Mabes Polri oleh grup buzzer. “Mereka membuat laporan palsu ke platform media sosial untuk menghapus akun kita.”

Bagi mereka yang ingin tetap mendapatkan update terbaru dari Coach Addie, mereka bisa mengikuti akun terbarunya di @coachaddie.real. “Jika akun ini dibanned lagi? Akan dibuat lagi. Ini adalah bukti komitmen kami untuk kepentingan publik dan pertanggungjawaban kami di hadapan Allah SWT, terutama dalam masalah sosial dan keagamaan,” tutup Adi Supriadi.**

Dok-@(Adi Supriadi /Dwn Red,)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *