Kalimantan Barat| kibaunews.com –- Momen yang viral di grup-grup WhatsApp terjadi ketika Ria Norsan, calon gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) 2024, terlihat mencium tangan dan memeluk Cornelis, mantan Gubernur Kalbar ke-8. Tindakan simbolis ini tidak hanya menggugah perhatian publik, tetapi juga mencerminkan kedalaman tradisi dan dinamika politik di daerah ini.
Ria Norsan, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, kini diusung oleh PDIP setelah dipecat dari partai Beringin yang telah membesarkan namanya selama lebih dari 30 tahun. Dalam konteks budaya, cium tangan dan pelukan tersebut melambangkan penghormatan dan kesinambungan, sesuai dengan nilai-nilai budaya yang kuat di Kalbar.
KPU Ketapang Klarifikasi Kontroversi Alat Peraga Kampanye ;”Jaga Kondusivitas Pemilu”
Penghormatan kepada Cornelis juga menggambarkan niat Ria Norsan untuk mengadopsi warisan politik yang solid. Masyarakat Kalbar yang beragam cenderung menghargai pemimpin yang mampu menjembatani perbedaan dan menghadirkan harapan baru.
Dengan menggandeng Krisantus sebagai calon wakil gubernur, Norsan berusaha membangun koalisi yang kuat untuk menarik dukungan dari berbagai kalangan. Meskipun momen ini menggugah harapan, tantangan besar menanti di depan. Norsan perlu membuktikan kemampuannya dalam membawa perubahan positif bagi Kalbar.
Pilkada Kalbar 2024 menjadi ajang penting tidak hanya untuk menentukan pemimpin, tetapi juga untuk menjembatani beragam budaya dan aspirasi masyarakat. Ria Norsan memiliki potensi untuk menjadi figur yang mempersatukan, dan momen cium tangan serta pelukan ini bisa jadi simbol harapan baru bagi masyarakat Kalbar.
Penulis :YH