Dari keterangan dua keluarga almarhum lainnya, yakni sepupu dan bibi, ditemukan adanya luka dan memar di beberapa bagian tubuh Andri, seperti bahu, belakang tubuh, dada, dan kaki, yang diduga akibat pemukulan atau penusukan.
Heri Yunanda, mewakili keluarga, menegaskan bahwa mereka meminta agar pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini . Setelah permintaan keluarga, tim INAFIS segera melakukan autopsi pada Jumat sore, sekitar pukul 16.00 WIB, di RS Fatimah Ketapang. Namun, karena peralatan medis yang tidak memadai, jenazah kemudian dipindahkan ke RSUD Agoesdjam Ketapang pada pukul 17.15 WIB untuk dilakukan autopsi lanjutan hingga pukul 22.32 WIB.
Penanganan Kasus oleh Pihak Berwenang
Polres Ketapang telah menerima laporan dari keluarga almarhum. Seperti dikutip Pontianak Post pada Sabtu (30/11), Kasat Reskrim Polres Ketapang, AKP Wawan Darmawan, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan autopsi sesuai laporan keluarga untuk memastikan penyebab kematian. “Untuk kepastiannya keluarga minta autopsi. Saat ini sedang dikoordinasikan dengan dokter dari Pontianak,” ungkapnya.
Setelah autopsi selesai, jenazah almarhum dibawa pulang oleh keluarga ke kampung halaman di Abut Bekake, Desa Muara Gerunggang, Kecamatan Pemahan, dan tiba pada pukul 05.07 WIB. Berdasarkan kabar terakhir, jenazah almarhum telah dimakamkan.
Masyarakat berharap pihak berwenang, khususnya kepolisian, dapat mengusut tuntas kematian Andri Yansyah dengan transparan dan profesional dan dapat mengungkap penyebab kematian yang sebenarnya serta memberikan kepastian kepada keluarga almarhum.*tim/red*
Pewarta :Sr/Editor :YH