Foto : Kota Pontianak( Kompas.com)
Pontianak, Kalbar | kibaunews.com – Minggu, 20 Oktober 2024, warga Pontianak merayakan hari jadi kota mereka yang ke-253 dengan semangat yang menggebu. Sekitar 33 ribu warga berkumpul di Jalan Ahmad Yani untuk menari jepin massal, menampilkan kebersamaan dan kekayaan budaya yang melekat di kota ini (sumber: kumparan.com).
Sejarah Kota Pontianak dimulai pada 23 Oktober 1771, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie bersama rombongannya membuka hutan di persimpangan tiga sungai: Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas Besar. Pilihan lokasi ini bukan tanpa alasan; titik strategis tersebut menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang vital bagi perkembangan daerah (sumber: sinarmas.co.id).
Monumen khatulistiwa/pontianak.go.id
Konon, perjalanan Syarif Abdurrahman ke lokasi ini penuh tantangan. Saat pertama kali tiba, ia diganggu oleh makhluk halus, sehingga ia terpaksa menembakkan meriam untuk mengusir gangguan tersebut. Tempat jatuhnya meriam itulah yang kemudian dijadikan lokasi pendirian kota, dan akhirnya diberi nama Pontianak, terinspirasi dari peristiwa tersebut.
Menurut V.J. Verth, penulis buku sejarah *Borneos Wester Afdeling*, Belanda memasuki Pontianak pada tahun 1773. Syarif Abdurrahman, yang merupakan putra ulama Syarif Hussein bin Ahmed Alqadrie, kemudian merantau ke Banjarmasin dan menikah dengan adik Sultan Banjar. Dengan kemampuan berdagang yang handal, ia berhasil mengumpulkan modal untuk mempersenjatai kapal dan berperang melawan penjajah Belanda (sumber: RRI.co.id).
Kisah perjuangan Syarif Abdurrahman berlanjut ketika ia dibantu Sultan Pasir, berhasil membajak kapal Belanda di Bangka dan kapal Inggris serta Prancis di Pelabuhan Pasir, menunjukkan semangat juang yang tidak pernah pudar.
Selamat Hari Jadi Kota Pontianak! Mari kita lestarikan tradisi dan semangat keberanian yang telah diwariskan selama lebih dari dua setengah abad ini.*Red*